YUK DAPATKAN PROMO RAPID ANTIGEN BULAN APRIL **PelitaNews** JAGA DIRI DAN KELUARGA DARI COVID 19 DENGAN MELAKUKAN 3M **PelitaNews** MAU TAU BUAH APA SAJA YANG MENGGANGU KERJA OBAT SAAT DIMAKAN BERSAMAAN? **PelitaNews**

Minggu, 29 Oktober 2017

SAAT HAMIL, BOLEHKAH BERHUBUNGAN SEKS ?

Seks saat Kehamilan
Pernahkah Anda (dan pasangan) bertanya-tanya, berhubungan intim/suami istri di saat hamil bulan awal (trimester pertama dan kedua) apakah berisiko menyebabkan keguguran ?

Sedang asik-asiknya duduk, lalu istri senyum-senyum sambil berkata begini : “Ayah, nanti kalau Bunda sedang hamil, gak boleh berhubungan loh.”

Jeduueerrr!!! Mendadak cuaca berubah. Langit mendung. Angin bertiup kencang. Suasa horor mencekam!....bagi suami tentunya.

Help me dok!! Terdengar rintihan para suami meminta penjelasan.

Setelah membaca lagi, rupanya tidak ada kaitan erat antara berhubungan dengan keguguran pada kehamilan awal bulan.
Begitupun dalam beberapa penelitian, pengaruh sperma suami dan kejadian keguguran pada janin justru terjadi karena kualitas sperma suami. Bukan pada sperma suami ketika sudah hamil.
Dapat dipahami ya ?
Jadi, resiko untuk keguguran justru dipengaruhi oleh kualitas sperma suami ketika akan terjadi pembuahan dengan sel telur wanita. Belum ada penelitian yang lebih luas mengenai pengaruh cairan sperma terhadap kemungkinan terjadinya keguguran.

Bagaimana, para suami sudah mulai lega ya???

Tapi apakah ini menjadi alasan untuk bebas berhubungan suami istri dengan intensitas seperti sebelum hamil?

Kami rasa perlu dipertimbangkan juga beberapa faktor ini :

1.       Sangat mungkin bahwa kelelahan akan meninggkatkan kontraksi otot rahim. Jadi, berhubungan suami istri hingga menimbulkan kelelahan tentu sangat tidak diharapkan yang akan meningkatkan resiko keguguran. Lebih baik kiranya ibu hamil mendapatkan waktu istirahat cukup bagi dirinya dan si buah hati.

2.       Beberapa ahli menyarankan ketika berhubungan suami istri perlu diperhatikan posisi “perangnya”. Harapannya, jangan sampai menekan kandungan ibu sehingga meningkatkan kontraksi rahim. Posisi wanita di atas atau posisi duduk bisa jadi pilihan. Selebihnya, suami dan istri dapat mengeksplorasi posisi-posisi yang nyaman bagi berdua.

3.       Emosi sang ibu tentunya aka berubah, ditambah lagi libido ibu yang mulai berubah sedikit menurun. Memahami keadaan ini juga penting sehingga tidak terlalu memaksakan untuk berhubungan suami istri. Memaksakan diri tentu saja tidak baik bagi perkembangan psikologis ibu. Tekanan psikologis pada ibu dipercaya mempengaruhi perkembangan janin juga. Namun, apakah ada kaitannya dengan resiko keguguran, masih belum diketahui.

Ada beberapa hal yang mutlak dan perlu diperhatikan ketika akan berhubungan suami istri. Hal-hal ini berkaitan dengan keadaan medis ibu hamil, sehingga konsultasi dengan bidan/dokter/ dokter kandungan sangat diperlukan. Beberapa kondisi medis yang dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko keguguran apabila pasangan tetap melakukan hubungan intim/suami istri diantaranya :

1.       Sang ibu diketahui memiliki riwayat “lemah rahim” atau mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.
2.       Mengalami riwayat perdarahan di masa kehamilan.
3.       Mengalami riwayat rembesan air ketuban selama masa kehamilan.
4.       Diketahui sedang mengandung anak kembar.
5.       Diketahui posisi plasenta berada di bawah atau dekat dengan jalan lahir.
6.       Suami menderita penyakit menular seksual 

Bagaimana? Bisa dipahami ya?

Sekarang, ajak berdiskusi pasangan Anda. Semoga penjelasan singkat di atas menjadi angin segar tidak hanya bagi para suami, juga bagi ibu-ibu hamil sehingga lebih nyaman dalam menjalani masa kehamilannya.
Selamat menikmati waktu yang berkualitas bersama pasangan Anda =) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut Anda ?