YUK DAPATKAN PROMO RAPID ANTIGEN BULAN APRIL **PelitaNews** JAGA DIRI DAN KELUARGA DARI COVID 19 DENGAN MELAKUKAN 3M **PelitaNews** MAU TAU BUAH APA SAJA YANG MENGGANGU KERJA OBAT SAAT DIMAKAN BERSAMAAN? **PelitaNews**

Sabtu, 25 Februari 2017

HEPATITIS B

Hepatitis B merupakan infeksi pada hati yang dapat menyebabkan kerusakan hati kronis (menahun). Keunikannya terdapat pada kemampuan untuk bertahan lama di hati tanpa menimbulkan gejala (karier), hingga suatu saat penderita kembali mengalami penurunan daya tahan maka hepatitis B ini akan muncul lagi. Penyebarannya yang melalui darah sebenarnya (dan seharusnya) mampu menurunkan angka kejadian kesakitan baru melalui mekanisme pencegahan.


PENYEBAB (ETIOLOGI)
Hepatitis B disebabkan infeksi pada sel hati oleh virus hepatitis tipe B (HBV = Hepatitis B Virus). Virus ini merupakan virus DNA. Keunggulan memiliki strain DNA memberikan kemudahan untuk masuk dalam DNA manusia (yang terdapat pada inti sel) dan memperbanyak diri.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEghCQSE8PqmOWiD1sL8udlVy3gM8CTotW4R-IYOOUBf0BP7cpEE5Dnv1p2dFNvOvCeL8Ud-l_bssGE2sAc6dL4sIjqYBMUTovbAE0PXcnrglwLccXZOliki-TOkuEnArHEGAXCy0QyfJa1QUNKQhjYGK9PkNkKhhLmQmR60iJlAUw5we0JVRMAhJ_lH3sxGaQWXZaL4e3Lmk8XWHFL5l7HTKfOyLhaaJnKP2FRdhdw=
: Gambar HPV dengan Elektron Mikroskop
Virus ini akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui darah. Luka pada kulit atau tindakan yang menyebabkan terbukanya perlindungan kulit memudahkan virus untuk masuk dalam peredaran darah. Darah yang terinveksi virus akan mengalir hingga akhirnya menuju ke hati. Di hati, virus akan menyusup pada sel hati (hepatocyte) hingga masuk ke dalam inti sel. Sel hati yang sudah disusupi akan “diperintah” untuk membentuk komponen-komponen virus baru. Saat komponen-komponen itu sudah terbentuk dan dirakit membentuk rangkaian virus baru, virus-virus itu akan keluar melewati dinding sel dan menginfeksi sel berikutnya. Begitu banyak virus-virus baru yang dibentuk di dalam sel hati yang telah terinfeksi, hingga akhirnya sel hati akan rusak dan mati. Kematian sel tidak hanya disebabkan oleh replikasi virus, melainkan juga mekanisme pertahanan tubuh yang menghancurkan sel-sel yang terinfeksi.

Fungsi sel hati yang rusak akan digantikan oleh sel hati yang masih sehat atau sel hati yang baru. Namun, jika kerusakan sel hati terjadi dalam jumlah banyak, maka hati akan membentuk jaringan ikat untuk mengisi “kekosongan” sel yang telah mati. Jaringan ikat ini seperti jaringan parut pada luka di kulit. Sayangnya, jaringan ikat ini tidak memiliki fungsi seperti sel hati. Dalam jangka waktu yang lama, fungsi hati tidak mendapatkan dukungan sel hati yang berfungsi baik, melainkan kebanyakan diisi oleh jaringan ikat. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya kekakuan hati yang dikenal dengan sebutan sirosis hepatis. Pada proses berikutnya maka akan dapat menimbulkan kanker hati (HCC = Hepato Cellular Carcinoma)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYBiRIV5zPl62jtucKZ3buv7o7ztBIix0GddYKoyAdPiJ90G-9BE0zRlSvBVDsaRJ7w8DdRCCJ0U2JnfvwgveHKCMSXNg_p9uGI_MvGV14tJzl04YwkhrDeoFyx1DvrOVPG_xUm6vthhHc/s320/liver+in+hepatitis-b.jpg

DATA & STATISTIK (EPIDEMIOLOGI)
Hepatitis B masih menjadi salah satu permasalah besar di Dunia. Diperkirakan, 1/3 populasi di dunia menderita Hepatitis B baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Kejadian Hepatitis B tidak memiliki pola waktu seperti layaknya Hepatitis A, karena infeksi dapat terjadi melalui kontak cairan tubuh kapanpun. Apabila orang dewasa terinfeksi HBV, maka kemungkinan 5 – 10% orang tersebut akan menuju fase kronis karier. Sedangkan, pada anak-anak, kemungkinan untuk masuk ke fase kronis sebesar 25 – 90%. Dari jumlah yang mengalami fase kronis karier ini, 25% akan mengalami sirosis hepatis atau kanker hati.

Virus hepatitis B ditularkan melalui kontak darah atau cairan tubuh, berbeda dengan rekannya hepatitis A. Faktor resiko meningkatnya infeksi hepatitis B diantaranya :
1.     Kontak darah pada saat luka
2.     Hubungan seksual tanpa pengaman dengan penderita hepatitis
3.     Bayi yang dilahirkan per-vaginam pada ibu dengan hepatitis
4.     Tranfusi darah yang tidak mendapatkan pengawasan adekuat.

Tenaga medis/kesehatan memiliki resiko lebih besar untuk terkena infeksi hepatitis ini. Para pekerja seksual maupun pria/wanita dengan perilaku berganti-ganti pasangan juga memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan penduduk pada umumnya, di samping masalah infeksi menular seksual. Perkembangan penggunaan jarum suntik yang bergiliran pada pengguna narkoba juga meningkatkan resiko terkena infeksi hepatitis B dan menularkan kepada setiap pengguna jarum suntik tersebut.



Sampai saat ini, penularan hepatitis B dari ibu hamil ke bayinya belum ditemukan. Namun, untuk mencegah terjadinya infeksi saat melewati jalan lahir, diharapkan bayi dilahirkan melalui operasi Seksio Cesarian (SC).

GEJALA & TANDA
Gejala yang umum ditunjukan oleh penderita hepatitis secara umumnya adalah menurunnya nafsu makan oleh karena perasaan yang tidak enak di daerah perut sebelah kanan atas. Penderita juga merasakan penurunan stamina tubuh. Demam dapat muncul, namun jarang menunjukan suhu yang tinggi. 

Pada tubuh penderita akan timbul perubahan-perubahan yang menjadi tanda hepatitis secara umumnya. Tanda tersebut meliputi :

Organ
Yang Ditemukan
Mata
Sklera mata (bagian putih pada mata) menunjukan gambar kekuningan
Perut
Pembesaran lingkar perut

Hati teraba membesar.
Pada kasus sirosis hepatis, hati teraba membesar atau tidak dengan permukaan yang berdungkul-dungkul
Kulit
Warna kulit akan tampak kekuningan.
Feses
Dapat berwarna keputihan-pucat (warna dempul)
Air kencing
Berwarna kekuningan hingga kuning pekat

PEMERIKSAAN
Untuk lebih meningkatkan kepastian diagnosis Hepatitis B dibandingkan gangguan hati lainnya, diperlukan pemeriksaan penunjang. Kerusakan pada hati perlu diketahui melalui pemeriksaan laboratoris fungsi hati, diantaranya dengan melihat kadar SGOT, SGPT, alkaline phospatase, albumin, globulin, protrombin time, dsb.
Virus yang menginveksi sel hati menyebabkan reaksi di dalam tubuh berupa pertahanan diri dengan membentuk zat antibodi yang spesifik melawan virus tersebut. Karena sifatnya yang spesifik, Antibodi ini dapat menjadi penanda terjadinya infeksi virus hepatitis. Zat antibodi ini umumnya dinamai sesuai penyakit yang dilawannya, misalnya untuk hepatitis B dikenal dengan sebutan Anti-Hbs.
Selain memeriksa antibodi, pemeriksaan partikel virus ( HBs Ag, HBe Ag, dan HBc Ag) juga menjadi penanda “jejak” virus yang menginfeksi hati. Pemeriksaan antibodi dan antigen ini memberikan interpretasi kapan terjadinya infeksi dan pada tahap apa infeksi berlangsung.
Pemeriksaan di atas memerlukan beberapa ml (umumnya 5ml) darah dari penderita yang diambil dari darah vena.

Hasil Pemeriksaan
Interpretasi
HBs Ag
Anti-HBs
Anti-HBc
+
-
-
Infeksi akut
+
+/-
+
Akut atau Kronik infeksi HBV. Dibedakan dengan pemeriksaan IgM anti-HBc
-
+
+
Infeksi HBV yang telah lewat, dan tubuh telah menghasilkan perlindungan imunitas terhadap hepatitis B
-
-
-
Gangguan pada hati yang tidak disebabkan oleh infeksi HBV
-
+
-
Tipe respon terhadap vaksin
-
-
+
Kemungkinannya :
Infeksi HBV lampau
HBV karier tingkat rendah
Waktu antara menghilangnya HBs Ag dan kemunculan Anti-HBs
False-positif atau reaksi nonspesifik.


Perlu dilakukan penelusuran lebih jauh dg memeriksakan IgM anti-HBc.
Sumber terjemahan : WHO/CDS/CSR/LYO/2002.2:Hepatitis B hal.30

TERAPI
Setelah mengetahui penyebab dan mekanisme singkat kerusakan dalam hati, maka hal-hal berikut menjadi pertimbangan dalam memberikan terapi pada pasien hepatitis B.
1.     Penyebab terjadinya infeksi pada hati adalah virus sehingga pemberian antibiotik tidak akan mampu menghilangkan virus yang telah menginfeksi. Pemberian antivirus diperlukan pada penanganan Hepatitis B.
2.     Antibodi tubuh diketahui mampu menekan virus yang menginfeksi. Tubuh dengan stamina yang baik akan menghasilkan antibodi yang baik. Untuk itu prinsip penanganan penderita hepatitis adalah mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pada kasus infeksi akut yang memerlukan antibodi segera, imunoglobulin dapat diberikan untuk menekan virus dan meminimalisir kerusakan pada sel hati (lihat AYO DICEGAH!).
3.     Sel hati yang masih tersisa harus dipertahankan untuk menjaga fungsi hati secara keseluruhan. Pemberian hepatoprotektor masih dianggap rasional dalam kasus ini. Beberapa obat yang dapat dijumpai di pasaran misalnya Curcuma, Curliv, Hepatin. Mengkonsumsi seduhan kunyit dan jahe dapat menjadi pengobatan alternatif dalam menjaga fungsi hati. Pengurangan beban hati dengan mengurangi racun dalam darah (radikal bebas) yang berasal dari makanan (makanan tinggi lemak), minuman (alkohol, maupun kebiasaan hidup (merokok) akan sangat membantu perbaikan fungsi hati.
4.     Pada kasus infeksi Hepatitis B kronis, penanganan jauh lebih kompleks. Pemberian antivirus akan dikombinasi dengan Interferon-a (contohnya Interferon Alfanative). Interferon merupakan senyawa protein yang dihasilkan oleh sel yang terinfeksi. Interferon berfungsi untuk menekan virus/organisme yang menginfeksi.

AYO DICEGAH !
Pencegahan merupakan langkah bijak dalam mengurangi angka kejadian hepatitis B. Seperti diterangkan di atas, HBV disebarkan melalui kontak cairan tubuh dengan daerah luka. Beberapa langkah berikut diharapkan mampu mengurangi resiko infeksi hepatitis B.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjy41OHXSYLm6SPEg4bJa74oU9y-fP2d3QD45HTpep9bgjNOcuzRyuLXgO6NjfzRtkcFnIbrtHKC5hs3Isrg3TwAZvrgczRRW62qjuoE4CM6q8J2Gs8BgGOtfPWrZlcdDbGljvHtJFmZsEPlgY6WIBvS3V5AvH5IZYus5Kp2LxCwBhyphenhyphenvBU=


1.     Setiap tindakan yang berinteraksi dengan cairan tubuh manusia hendaknya kita mempersiapkan diri dengan mengenakan alat proteksi diri.
2.     Alat-alat yang digunakan di bidang kedokteran untuk menangani luka, suntikan, atau akupuntur  harus segera dibuang. Apabila alat tersebut dapat digunakan kembali, hendaknya telah dilakukan tindakan aseptik.
3.     Gunakan selalu alat yang masih baru/steril saat hendak bercukur ataupun membuat tatoo.
4.     Lakukan donor darah pada tempat yang telah terpercaya. Begitu pula terimalah darah donor hanya dari tempat yang terpercaya.

5.     Lakukan vaksinasi Hepatitis B sejak dini. Vaksinasi Hepatitis B sudah menjadi program wajib dalam imunisasi nasional di Indonesia, sehingga diharapkan perlindungan terhadap manusia Indonesia sudah dimulai sejak kecil. Apabila Anda memiliki pekerjaan dengan faktor resiko yang tinggi untuk terkena Hepatitis B, maka disarankan melakukan pengecekan titer antibodi HBs. Jika diketahui tidak memiliki antibodi HBs, dapat dilakukan vaksinasi hepatitis B (contohnya Hepavax-Gene). Tindakan boster bukanlah prosedur wajib karena apabila telah melalui 3 kali vaksinasi dan evaluasi 1-2 bulan menunjukan proteksi terhadap hepatitis B positif, maka pertahanan tubuh tersebut akan berlangsung seumur hidup.


6.     Pertimbangkan penggunakan Hepatitis B Imunoglobulin (atau dikenal sebagai imunisasi pasif) apabila terkena paparan darah penderita hepatitis. Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) memberikan proteksi pada tubuh selama 3-6 bulan dan harus segera diberikan apabila terpapar HBV (dalam waktu <48 jam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut Anda ?